Keram perut adalah sensasi nyeri atau kontraksi otot perut yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Namun, salah satu penyebab yang mungkin terlewatkan adalah alergi makanan. Reaksi alergi terhadap jenis tertentu dapat memicu berbagai gejala pada sistem pencernaan, termasuk keram perut. Mengenali keram perut sebagai salah satu indikasi alergi makanan penting untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat, serta menghindari komplikasi yang lebih serius.
Ketika seseorang dengan makanan mengonsumsi alergen (pemicu alergi), sistem kekebalan tubuhnya akan bereaksi berlebihan dan melepaskan berbagai senyawa kimia, termasuk histamin. Pelepasan histamin ini dapat menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan, yang kemudian dapat memanifestasikan diri sebagai gejala seperti keram perut, mual, muntah, diare, dan bahkan sakit perut yang hebat. Tingkat keparahan gejala alergi dapat bervariasi dari ringan hingga mengancam jiwa (anafilaksis).
Menurut data dari Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (ALERGI) per Februari 2025, prevalensi alergi terus meningkat, terutama pada anak-anak. Beberapa jenis makanan yang paling umum menyebabkan alergi adalah susu sapi, telur, kacang tanah, kacang pohon, kedelai, gandum, ikan, dan kerang. Gejala alergi makanan biasanya muncul dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah mengonsumsi makan pemicu. Keram perut seringkali menjadi salah satu gejala awal yang dirasakan, terkadang disertai dengan gejala lain seperti gatal-gatal pada kulit, ruam, bengkak pada bibir atau wajah, dan kesulitan bernapas.
Jika Anda sering mengalami keram perut setelah mengonsumsi makan tertentu, terutama jika disertai dengan gejala lain yang mencurigakan seperti yang disebutkan di atas, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli alergi. Dokter akan melakukan anamnesis (riwayat kesehatan), pemeriksaan fisik, dan mungkin menyarankan tes alergi seperti tes tusuk kulit atau tes darah untuk mengidentifikasi alergen penyebabnya. Penanganan alergi makanan yang utama adalah menghindari konsumsi makan pemicu. Dokter atau ahli gizi juga akan memberikan edukasi mengenai cara membaca label jenis makan dan tindakan yang perlu dilakukan jika terjadi reaksi alergi, termasuk penggunaan epinefrin auto-injector (EpiPen) jika diperlukan. Jangan pernah mengabaikan keram perut yang terjadi berulang kali setelah makan, karena bisa jadi itu adalah sinyal penting dari tubuh Anda bahwa Anda memiliki alergi makanan. Diagnosis dan penanganan yang tepat dapat membantu Anda mengelola kondisi ini dengan lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup.